Kamis, 22 Desember 2011

Kamera Termahal Di Dunia Seharga 16,2 M


     Biasanya untuk kamera berharga mahal wajib memiliki fitur-fitur canggih dan terbaru, seperti lensa carl zeiss atau tele, resolusi puluhan megapixel, Image stabilization, dan lain-lain. Tapi syarat dan kriteria diatas tidak berlaku untuk kamera yang satu ini. Kamera ‘Leica 0-Serie Nr.107′ buatan tahun 1923 merupakan kamera termahal di dunia saat ini dengan harga US$ 1,9 juta (16,2 Milyar Rupiah).



     WestLicht, sebuah perusahaan lelang di Vienna – Austria telah melelang kamera Leica berumur 88 tahun tersebut dengan harga pembuka sebesar US$ 286.000 sebelum akhirnya terjual ke seorang kolektor asal Asia seharga US$ 1,9 juta. Model kamera yang sangat langka ini, Leica 0-series, digambarkan galeri WestLicht Vienna berada dalam ‘kondisi sempurna dan bisa bekerja seperti biasa’.


     Lalu apa yang membuat kamera Leica ini istimewa dan menjadi kamera termahal di dunia ?
     Kamera Leica ini merupakan produksi ke-7 dari sebanyak 25 kamera Leica 0-Serie Nr.107 yang pernah diproduksi. Awalnya hanya ditujukan untuk mengetes ketertarikan pasar terhadap kamera Leica, tepatnya 2 tahun sebelum Leica memproduksi secara massal seri Kamera Leica A. Berdasarkan catatan Leica, kamera ini merupakan Leica yang pertama kali diexport keluar dari negara asalnya Jerman ke New York – Amerika.
Rekor kamera termahal sebelumnya dipegang oleh Giroux Daguerreotype buatan tahun 1839 senilai US$ 700.000 dan merupakan kamera yang pertama kali diproduksi secara massal.












Sumber : http://www.smartnewz.info

Senin, 19 Desember 2011

LOMO CAMERA: THE NEW GOLDEN COLLECTION


LOMO CAMERA: THE NEW GOLDEN COLLECTION


     Beberapa waktu lalu saya sempat membaca berita tentang penurunan harga emas dunia. Entah ada hubungannya atau tidak, produsen kamera asal Rusia, Lomo, merilis produk terbarunya dengan balutan emas (meski hanya sebatas warna). Tiga model yang masuk dalam Gold Special Edition diantaranya, Diana Mini, Diana F+, dan Fisheye 2. Ketiganya juga telah dilengkapi dengan built in flash yang memiliki warna senada, begitu pun dengan strap-nya yang berbentuk rantai emas. Seri Diana dan Fisheye memang telah menjadi ikon lomografi sejak pertama kali diluncurkan. Hal ini bukan menjadi yang pertama bagi Diana Mini dan Diana F+, kedua model paling populer ini telah sering diproduksi dalam berbagai versi dengan jumlah terbatas.
     Ketiga model ini dijual di Indonesia dengan harga mulai dari Rp 1.100.000 sampai Rp 1.850.000. Berikut ini spesifikasi masing-masing kamera tersebut :
Diana Mini Gold
• Film Type: 35 mm
• Lens: 24mm
• Retail price: 99 EUR / 119 USD
Diana F+ Gold
• Film format: 120
• Variable shutter (daytime & “B” for unlimited long exposures)
• Removable lens for super-wide-angle pinhole shots
• Retail Price: 89 EUR / 99 USD
Fisheye 2 Gold
• Format: 35mm film
Sumber : http://ruangkamera.com

Selasa, 13 Desember 2011

Canon Luncurkan 2 Kamera 12.1 Megapixel dengan Prosesor DIGIC 5

     Canon, sebagai pemimpin industri fotografi, meluncurkan dua kamera compact terbaru yang dilengkapi dengan sensor CMOS beresolusi 12.1 megapixel dan prosesor DIGIC 5. Kedua kamera ini tentunya memiliki kelebihannya masing-masing. PowerShot SX40 HS melengkapi jajaran kamera superzoom Canon dengan kemampuan zoom hingga 35x dan PowerShot S100 yang ditujukan bagi para penggemar kamera saku. Berikut spesifikasi masing-masing kamera.

Canon PowerShot SX40 HS

     Kamera superzoom ini dilengkapi dengan motor Ultrasonic dan Voice Coil yang menunjang kecepatan dan keheningan proses zoom dan pengambilan fokus gambar. Lensa 24-840mm equivalent, ditambah dengan teknologi Intelligent IS, memudahkan pengguna dalam mengambil foto berkualitas tinggi, bahkan dari jarak jauh. Prosesor DIGIC 5 yang diusung dalam kamera ini meningkatkan kecepatan pengambilan gambar hingga 10 foto per detik.
     PowerShot SX40 HS dilengkapi dengan kontrol manual dan beragam model filter yang memungkinkan pengguna untuk berkreasi, dari efek fish-eye, super vivid, poster, miniatur, hingga toy camera. Selain menghasilkan foto berkualitas tinggi, kamera ini mendukung rekam video HD 1080p dengan kecepatan 24fps yang memanfaatkan teknologi Intelligent Image Stabilizer untuk menghasilkan kualitas video yang jernih

Canon PowerShot S100

     Dilengkapi dengan prosesor DIGIC 5, tingkat ISO hingga 6400, dan aperture maksimum sebesar f/2.0,kamera saku terbaru Canon dapat menghasilkan kualitas foto terbaik dalam kondisi penerangan terburuk. Lensa berukuran 24mm yang memiliki kemampuan zoom hingga 5x, ditambah dengan teknologi Intelligent Image Stabilizer memastikan kejernihan kualitas hasil foto dan video yang dihasilkan.

     Bagi para pengguna yang gemar bepergian, kamera ini tidak hanya menawarkan design yang compact dan mudah dibawa kemana-mana. Feature GPS menawarkan kemampuan untuk merekam waktu dan tempat pengambilan foto yang dapat dilihat kembali melalui software Map Utility yang diintegrasikan dengan Google Maps. Selain itu, kamera ini juga menawakan kemampuan rekam video HD 1080p dengan kecepatan 24fps.

Sumber : http://www.jagatreview.com

Minggu, 11 Desember 2011

SEJARAH DAN JENIS LENSA CANON


     Lensa Canon EF, dirilis pertama kali tahun 1987, bersamaan dengan sistem Canon EOS. Lensa Canon EF memiliki motor auto fokus sehingga tidak tergantung dari mekanik dari kamera. Kamera mengirimkan sinyal ke lensa melalui kontak elektronik yang terdapat di lensa dan kamera.
     Lensa EF cocok untuk kamera bersensor besar / full frame dan juga bisa dipakai untuk kamera yang bersensor lebih kecil (APS-H, APS-C). Di tahun 2003, Canon memperkenalkan lensa EF-S, yang merupakan lensa khusus untuk kamera yang bersensor APS-C. Lensa EF-S berukuran relatif lebih kecil, dan lebih terjangkau harganya dibandingkan dengan lensa EF yang sekelas, namun lensa EF-S tidak bisa digunakan untuk kamera bersensor full frame.
Teknologi lensa EF dan EF-S
Ultrasonic motor (USM)
     Lensa yang memiliki teknologi USM memiliki kinerja auto fokus yang lebih cepat, akurat dan tidak bersuara. Ada dua tipe USM, yaitu ring-type dan micromotor. Lensa yang memiliki USM ring-type memiliki kemampuan manual focus override (M/A), yang artinya kita bisa mengunakan lensa itu untuk manual fokus kapan saja kita inginkan dengan memutar cincin auto fokus. Di lensa tanpa ring-type, kita harus switch ke manual fokus terlebih dahulu. Tipe micromotor dibuat untuk mengurangi harga produksi lensa.
Image Stabilization
     Teknologi Image Stabilization (IS) terdapat di sebagian lensa EF dan EF-S. Image stabilization ini membantu meredam efek getaran dengan mengkompensasi gerakan lensa, sehingga hasil foto tidak blur akibat getaran tangan kita. Teknologi ini sangat membantu saat kita mengunakan shutter speed yang lambat, biasanya di kondisi cahaya yang kurang baik. Fitur ini sangat berguna di lensa telefoto / panjang, karena lensa telefoto sangat sensitif terhadap getaran.
     Karena Canon menetapkan teknologi lensa ini di dalam lensa, bukan kamera, maka kita bisa melihat efek peredaman getaran lensa di jendela bidik. Teknologi ini tidak membantu membekukan subjek yang bergerak cepat seperti motor, olahragawan atau satwa liar. Karena IS hanya meredam getaran tangan fotografer, maka, kita tidak perlu mengaktifkan IS ketika kamera sedang dipasang di tripod.
Hybrid IS
     Teknologi ini dikembangkan Canon tahun 2009. Hybrid IS dapat meredam getaran yang bersifat linear (naik turun), atau rotational (putar). Biasanya efektif untuk lensa makro. Di akhir tahun 2009, Canon merilis lensa Canon EF 100mm f/2.8 L IS USM, yang mengunakan teknologi ini.
DO (Diffractive Optics)
     Lensa dengan elemen DO lebih ringan dan kecil daripada lensa biasa. Sampai saat ini, hanya dua lensa yang memiliki elemen DO, yaitu Canon EF 70-300mm f/4.5-5.6 DO IS dan Canon EF 400mm f/4 DO IS USM. Tanda lensa DO yaitu cincin berwarna hijau. Adanya elemen ini membuat harga menjadi lebih mahal daripada lensa sejenis. Teknologi ini adalah teknologi unik yang dikembangkan oleh Canon.

 (Luxury)
     Lensa berlabel “L” bukanlah sebuah teknologi, tetapi label ini berfungsi untuk membedakan antara lensa dengan kualitas standar dengan lensa berkualitas tinggi. Lensa berlabel L biasanya memiliki kualitas yang sangat baik, memiliki teknologi USM, dan bisa dipakai untuk kamera bersensor full frame atau kamera bersensor lebih kecil. Lensa L paling cocok digunakan di kamera full frame dan dimudah diidentifikasi karena dibalut cincin berwarna merah.
     Banyak lensa L yang memiliki bukaan maksimum yang lebih besar dari lensa standar dan juga lebih kokoh. Banyak yang tahan cuaca buruk seperti hujan dan salju. Karena kualitas tinggi tersebut, lensa L dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi dari lensa standar.

Sumber : http://www.infofotografi.com


Kamis, 08 Desember 2011

REVIEW NIKON D3100


  Inilah review singkat untuk salah satu kamera DSLR Nikon paling populer di kelas pemula, yaitu D3100 yang awalnya diperkenalkan bulan Agustus 2010 lalu. Produk ini merupakan penyempurna produk DSLR pemula sebelumnya sejak era D40, D60 hingga D3000.
   D3100 merupakan hasil evolusi panjang dari Nikon dalam mewujudkan DSLR pemula yang paling mendekati ideal. Nikon pada akhir tahun 2010 lalu meluncurkan D3100 dengan berbagai perubahan penting seperti :



  • memberi fitur live view dan full HD movie
  • merubah sensor dari CCD ke CMOS
  • menaikkan resolusi dari 10 MP ke 14 MP
  • menaikkan ISO maksimal dari 1600 ke 3200
  • menambahkan tuas drive mode yang bermanfaat (termasuk Quiet Shutter Release)
  • memakai prosesor Expeed generasi kedua
  

Sekilas tentang D3100

     Inilah Nikon D3100 tampak depan dengan lensa yang dilepas. Seperti halnya semua kamera DSLR Nikon, dudukan lensa dari kamera ini bertipe F-mount yang artinya semua lensa Nikon dari jaman 50 tahun yang lalu bisa dipasang di D3100 ini. Tapi nanti dulu, meski begitu tidak demikian halnya dengan urusan auto fokus karena seperti tampak pada gambar di atas, tidak ada screw drive (obeng) yang menonjol pada mount lensa yang berguna untuk memutar fokus lensa Nikon lama. Ini disebabkan karena Nikon tidak lagi menyediakan motor fokus di bodi kamera tertentu sehingga untuk bisa auto fokus perlu lensa berkode AF-S yang sudah punya motor sendiri di dalamnya.


     Bila ditinjau dari belakang, layar LCD berukuran 3 inci tampak mendominasi meski tata letak tombol yang ada masih proporsional. Seperti layaknya DSLR pemula lainnya, Nikon hanya menyediakan satu roda putar saja di bagian belakang untuk merubah nilai shutter, aperture dan lain sebagainya. Namun dari sekian tombol di belakang kamera ini, ada sebuah perbedaan yang khas hanya dimiliki oleh D3100 saja (meski akhirnya dipakai juga di D7000) yaitu lever / tuas untuk live view. Pada mode live view cermin akan terangkat dan layar LCD akan menampilkan gambar persis seperti memakai kamera non DSLR. Mode live view akan berakhir bila tidak ada aktivitas dalam 30 detik, atau kita masuk ke menu playback atau tuas live view digeser lagi. D3100 lagi-lagi membuat terobosan bermanfaat dengan memberikan tuas drive modeDrive mode selektor ini berguna untuk menentukan apakah kita ingin memakai single shot (S), continuous shot (3 gambar per detik), self timer atau Quiet Shutter (bunyi jepretan agak lebih pelan). Nikon menempatkan tuas ini dengan cerdas di sisi sebelah kanan mode dial sehingga mudah diakses memakai jari telunjuk tangan kanan.


     Pada sisi kiri bodi kamera D3100 terdapat penutup karet yang bila dibuka akan menampakkan berbagai port seperti GPS unit, HDMI, USB dan AV. Adanya port GPS dan HDMI tergolong baru di D3100 ini yang mana patut diacungi jempol. Dengan memasang penerima GPS tambahan, foto yang diambil bisa dilengkapi dengan informasi koordinat lintang dan bujur atau istilah kerennya adalah geotagging.
Di sebelah kiri layar berderet lima tombol yang bisa diakses memakai jempol tangan kiri, yaitu playback (untuk melihat hasil foto), MENU (untuk masuk ke semua pengaturan kamera), zoom (zoom disini maksudnya untuk melihat lebih dekat hasil foto yang telah diambil) dan INFO (juga berfungsi untuk masuk ke menu cepat). Di sisi bagian kiri depan (dekat lensa) terdapat dua tombol lagi yaitu untuk membuka lampu kilat dan tombol Fn. Melalui menu, tombol Fn ini bisa difungsikan untuk bermacam pengaturan seperti ISO maupun WB.

Kesimpulan

     Tidak sulit membuat kesimpulan dari review ini. D3100 dengan mudah saya nobatkan sebagai DSLR terbaik yang pernah dibuat oleh Nikon di kelas pemula. Meski tidak sempurna, D3100 sudah memenuhi harapan semua pemula dengan kombinasi harga, fitur, kinerja, hasil dan ukuran yang sangat berimbang. Kemampuan video di D3100 sebenarnya cuma bonus saja, tapi bonus yang spesial karena sudah mendukung full HD 1080p. Meski tidak secanggih DSLR lain yang lebih mahal, D3100 bisa memberi hasil foto yang sama baiknya berkat sensor beresolusi 14 MP dan fitur ADL. Untuk hasil foto lebih baik D3100 bisa dipasangkan dengan lensa mahal maupun lampu kilat eksternal. Kekurangan D3100 masih dalam batas bisa diterima seperti resolusi LCD yang kurang tajam untuk generasi kamera tahun 2010. Lupakan kamera ini bila anda tidak puas dengan kinerja burst 3 fps, atau sangat perlu fitur bracketing atau punya banyak lensa Nikon lama berkode AF atau AF-D. Tapi bila anda baru pertama ingin memiliki kamera DSLR dan anggaran terbatas, namun tidak ingin salah dalam menjatuhkan pilihan, saya yakin D3100 akan membuat anda merasa puas.


Sumber : http://gaptek28.wordpress.com

Rabu, 07 Desember 2011

The Best New Cameras (Ver.National Geographic)


Retro Camera
Fujifilm X100 


     FUJIFilm X-100 dengan model vintage yang menawan.
Merupakan modifikasi firmware versi versi 1.10  dengan menambahkan koreksi dari beberapa keluhan yang diterima, selain itu perusahaan fujiflm juga melakukan modifikasi dengan penambahan 22 fiture lainya. Rincian atau detail langkah–langkah untuk melakukan update dan melakukan penambahan untuk 22 fitur, disampaikan melalui website resmi perusahaan fujifilm.
Informasi upgrade dapat di peroleh di  www.fujiflm.com
     Fujifilm X100 mendapat penghargaan iF Design product design. Penghargaan iF telah ada sejak 1953, yang disponsori International Forum Design GmbH of Hanover Germany. X100 terpilih sebagai produk yang mengedepankan unsur desain. Sebagai salah satu pemenang 2012 Product Design Award, Fujifilm X100 akan masuk dalam nominasi iF Design’s 100 Gold Award yang akan diumumkan pada 10 Februari 2012.
Mengenai Spesifikasi kamera dapat dilihat di www.fujifilm.com


Rugged Camera
Coolpix AW100 
      Nikon seri Coolpix pertama yang dibuat dengan bodi tahan banting.
Nikon AW100 diperuntukkan bagi aktivitas fotografi outdoor dalam segala kondisi. AW100 mengikuti jejak vendor kamera lain yang telah memiliki setidaknya 1 kamera di kategori ini di mana mereka mengandalkan waterproof, shockproof serta freezeproof.
     Selain itu, salah satu fitur unggulan dari kamera ini adalah adanya fitur GPS. GPS memungkinkan pengguna untuk melakukan pelacakan di peta guna mengetahui di mana mereka membidik obyek terakhir kalinya. Selain GPS, kamera ini juga sudah dibekali dengan kompas.
     Nikon turut menyematkan Action Button di AW100 untuk memudahkan pengguna melakukan navigasi menu meski ia sedang memakai sarung tangan. Dengan Action Button, pengguna tinggal menyetting buton yang ada di sisi kamera dan ia akan bisa mengoperasikan menu hanya dengan menggoyangkannya, alih-alih harus memencet tombol-tombol berukuran mini.
Mengenai Spesifikasi kamera dapat dilihat di http://imaging.nikon.com


Compact Camera
Olympus E-P3 
     Inilah kamera klasik Olympus PEN yang terlahir kembali di era digital dengan sensor Four Thirds (2x crop) dan segudang fitur mewah terdapat dalam bodi berbalut metal ini. Meneruskan kesuksesan E-P2 di tahun lalu, kamera Olympus E-PL3 ini kini diklaim memiliki kinerja auto fokus tercepat di dunia, bahkan lebih cepat dari DSLR. Sebagai sensor digunakan Live MOS beresolusi 12 MP dengan kinerja burst 3 fps dan dukungan HD movie 1080p.
     Pada Olympus E-PL3 ini tersedianya fitur layar sentuh tanpa ada pengurangan tombol fisik pada kamera. Kebanyakan kamera terkini terlalu mengandalkan layar sentuh sehingga justru memperlambat pengoperasian. Walaupun sensornya masih sama yaitu 12 MP tetapi mungkin inilah kamera micro four third pertama yang punya Dual Core prosesor di dalamnya.
Penggunaan dual core ini membuat E-P3 memberikan banyak dampak positif:

  • Kemampuan merekam gambar dan menampilkan gambar di layar di saat bersamaan (biasanya merekam dulu dan gambar baru tampil).
  • Auto fokus yang lebih cepat sehingga E-P3 mengkalim dirinya sebagai micro four third dengan Auto Focus (AF) tercepat di dunia

     Di Olympus E-P3 ini juga sudah tersedia built-in flash yang artinya anda sudah tidak perlu beli lagi seperti seri terdahulu dan lebih enak lagi, anda tidak perlu repot lagi membawanya terpisah tetapi juga sudah disediakan Hot Shoe untuk menambah flash eksternal.
Mengenai Spesifikasi kamera dapat dilihat di www.olympus-global.com


Tetap Kunjungi Blog Ini Untuk Update Artikel Lainnya Seputar Fotografi

Selasa, 06 Desember 2011

10 Kamera DSLR Terbaik 2011

Sekarang dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat,teknologi yang terbenam dalam sebuah kamera juga menjadi sangat maju. Sehingga pada saat ini  kita dapat merekam gambar dalam bentuk foto dengan kualitas yang sangat bagus.

Semua kamera DSLR baru memungkinkan kita untuk mengambil foto dengan fleksibilitas yang lebih besar dan kualitas yang lebih baik daripada sebelumnya. 
Dulu kamera DSLR hanya mampu untuk merekam dalam bentuk gambar saja (foto), namun dengan terus berkembangnya teknologi saat ini kamera DSLR juga mampu merekam video dengan format HD.

Di sini saya telah mengumpulkan beberapa informasi tentang kamera DSLR dengan kualitas terbaik yang diluncurkan tahun ini dilihat berdasarkan spesifikasi dan fitur. Jadi mari kita lihat jajaran kamera DSLR terbaik 2011:


1. NIKON D7000


2. Nikon D3100


3. Canon EOS Rebel T3i


4. Nikon D5100


5. Canon Rebel XS


6. Nikon D3000


7. Canon EOS Rebel T1i


8. Canon EOS Rebel T3


9. Canon EOS Rebel T2i


10. Canon EOS 60D






Tetap Kunjungi Blog Ini Untuk Update Artikel Lainnya Seputar Fotografi